Jumat, 09 Desember 2011

Kegiatan dari Mahasiswa UNPAD fak Pertanian


















Foto Keadaan Lahan












BABY FRENCH FARMER GROUP

SEJARAH BABY FRENCH FARMER GROUP
           Bulan Desember merupakan langkah awal poktan Baby French Farmer Group dalam melakukan usaha tani baby buncis. Sebelumnya kelompok ini bergabung dalam poktan Baby French. Namun, karena mempunyai keinginan untuk maju dan berkembang, sehingga membuat kelompok baru yang bernama kelompok  tani Baby French Farmer Group. 
       Awal mula merintis usaha baby buncis kelompok  tani Baby French Farmer Group dengan cara menanam pada kebun kelompok namun dengan lahan garapan tidak begitu luas sehingga untuk menutupi permintaan pasar sebagian besar komoditas baby buncis tersebut dibeli dari kebun petani lain dengan system borongan. Pada bulan ini kelompok  tani Baby French Farmer Group belum menerapkan pola tanam karena keterbatasan modal dan sumber daya.
Pada awal mula terbentuknya, kelompok tani Baby French Farmer Group mengirim komoditas baby buncis kepada eksportir tidak begitu berkesinambungan baik dari segi waktu pengiriman dan kuantitas pengiriman. Hal tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor diantaranya:
  1. Tenaga panen, pada masa itu tenaga panen sangat sulit untuk didapatkan. Misalnya kebutuhan tenaga panen 5 HKW tetapi yang ada hanya antara 2-3 HKW.
  2. Kuantitas produksi berbading terbalik dengan tenaga panen, kadang-kadang dalam satu waktu produksi lahan borongan tinggi namun tenaga panen sedikit begitu pula sebaliknya, disaat lahan borongan produktivitasnnya menurun tenaga panen banyak.
  3. Pengangkutan hasil panen menggunakan kantong plastik, belum menggunakan keranjang panen.
  4. Komoditas baby buncis masih dari kebun borongan
  5. Belum dilakukannya pola tanam
Hambatan-hambatan di atas merupakan faktor yang mengakibatkan persentase jumlah apkiran baby buncis tinggi berkisar antara 10 - 20% setiap pengiriman. Sedangkan pada bulan Februari hingga April 2011 pihak eksportir membeli komoditas baby buncis secara langsung tunai sehingga tidak ada kembali apkiran, hal ini mungkin disebabkan permintaan pasar yang tinggi pada saat itu.
Pertengahan bulan April 2011, kelompok tani Baby French Farmer Group bergabung dengan Gapoktan Wargi Panggupay yang pendiriannya bermula dari inisiatif pihak aparat desa setempat karena sejalan dengan program yang akan diberikan pemerintah pusat.  Mulai dari bulan Mei pola pemenuhan kuantitas baby buncis beralih dari yang tadinya membeli kebun borongan menjadi kemitraan dengan petani penggarap dan dilakukan program tanam. Secara disadari hal tersebut sejalan dengan kesepakatan kontrak dengan pihak eksportir yang menginginkan kestabilan kualitas dan kontinyuitas. Setelah terjadi kesepakatan kontak maka kelompok tani Baby French Farmer Group bergabung dengan Gapoktan Wargi Panggupay untuk melaksanakan program tanam. Dalam program tanam tersebut dibuat 4 kelompok yang terdiri dari 5 orang per-kelompok yang menggarap lahan masing-masing seluas 0.5 ha.
Dengan adanya program tanam tersebut hasilnya nampak 50 hari setelahnya yaitu pada pertengahan bulan Juni grafik produksi baby buncis meningkat. Dengan tingkat apkiran yang relatif rendah. Perkembangan produksi sebenarnya telah terjadi sebulan sebelum dilakukan program tanam karena Gapoktan Wargi Panggupay telah melakukan kerjasama dengan petani penggarap atau disebut juga petani plasma.